Kisah Biksuni Patacara -2- Dhammapada
Kisah Biksuni Patacara (2)
Na santi putta tanaya,
na pita napi bandhava,
antakena dhipannassa,
natthi natisu tanata.
Etamatthavasam natva,
pandito silasamvuto,
nibbanagamanam maggam,
khippameva visodhaye.
Bukan anak-anak ataupun orang tua,
juga bukan para sanak saudara,
yang dapat melindungi seseorang dari kematian,
tiada kerabat yang dapat menyelamatkannya.
Menyadari kenyataan ini,
orang bijak yang penuh moralitas,
akan segera menapaki Jalan,
hingga mencapai nibbana.
Sang Buddha mengucapkan ayat-ayat ini pada saat berada di vihara Jetavana, di dekat kota Savatthi, sehubungan dengan Patacara, seorang putri orang kaya dari Savatthi.
Setelah Patacara kehilangan suami dan 2 orang putranya, juga kedua orang tua dan 3 saudaranya pada waktu yang hampir bersamaan, ia hampir saja menjadi gila.
Pada saat ia mendekati Sang Buddha, Ia menasihati kepadanya, "Patacara, putra dan putri tidak dapat menjagamu, walaupun mereka hidup akan tetapi mereka tidak akan ada untukmu. Orang bijaksana melatih kemoralan (sila) dan membersihkan rintangan Jalan untuk mencapai nibbana."
Sang Buddha lalu mengucapkan kedua ayat itu. Setelah mendengar ucapan Sang Buddha, Patacara mencapai kesucian tingkat sotapanna.
Sang Buddha mengucapkan sebuah ayat Dhammapada bab Ribuan (Sahassa Vagga) yang berhubungan dengan pencapaian kesucian arahat biksuni Patacara. Baca Kisah Biksuni Patacara.
Dhammapada ayat 288 dan 289 bab Syair Jalan