Kisah Lima Orang Upasaka -1-Dhammapada
Kisah Lima Orang Upasaka -1
Yo panamatipateti,
musavadan ca bhasati,
loke adinnamadiyati,
paradaranca gacchati.
Suramerayapananca,
yo naro anuyunjati,
idheva meso lokasmim,
mulam khanati attano.
Evam bhi purisa janahi,
papadhamma asannata,
ma tam lobho adhammo ca,
ciram dukkhaya randhayum.
Seseorang yang membunuh,
mengucapkan kebohongan,
mengambil sesuatu yang tidak diberikan,
melakukan perzinaan.
Menggunakan sesuatu yang membuat kecanduan,
di dunia ini orang-orang semacam itu,
bagaikan menggali liang kubur,
bagi dirinya sendiri.
Ketahuilah hal itu, orang-orang baik,
hal-hal buruk sulit dikendalikan,
jangan biarkan keserakahan dan kejahatan,
menyeretmu ke dalam penderitaan yang panjang.
Sang Buddha mengucapkan ketiga ayat ini pada saat berada di vihara Jetavana, sehubungan dengan lima orang upasaka.
Pada suatu ketika, lima orang upasaka menjalankan uposatha di vihara Jetavana. Kebanyakan dari mereka hanya menjalankan satu atau dua sila dari lima sila yang ada. Mereka menjalankan sila tertentu yang bagi mereka lebih sulit dijalankan dan itu ditanggapi dengan penilaian yang berbeda-beda.
Pada akhirnya, mereka berlima pergi menghadap Sang Buddha untuk membahas masalah tersebut. Sang Buddha berkata kepada mereka, "Kalian seharusnya tidak menganggap sila-sila tertentu lebih mudah dijalankan dan tidak penting."
"Setiap sila harus dengan teguh dijalankan. Jangan menganggap remeh kepada sila tertentu. Tiada sila yang mudah dijalankan."
Sang Buddha lalu mengucapkan ayat-ayat itu. Setelah mendengar ucapan Sang Buddha itu, kelima orang upasaka itu mencapai kesucian tingkat sotapanna.
Dhammapada ayat 246, 247 dan 248 bab Syair Noda-Noda