Kisah Seorang Istri Yang Berselingkuh-Dhammapada
Kisah Seorang Istri Yang Berselingkuh
Militthiya duccaritam,
maccheram dadato malam,
mala ve papaka dhamma,
asmin loke paramhi ca.
Tato mala malataram,
avijja paramam malam,
etam malam pahantvana,
nimmala hotha bhikkhavo.
Ketidaksopanan adalah noda seorang wanita,
kekikiran adalah noda seorang dermawan.
Noda adalah segala hal yang buruk,
yang ada di alam ini maupun alam berikutnya.
Dari semua noda yang ada,
kebodohan adalah noda terburuk.
Para biksu, hancurkan noda tersebut,
hiduplah tanpa noda.
Sang Buddha mengucapkan kedua ayat ini pada saat berada di vihara Veluvana, di dekat kota Rajagaha, sehubungan dengan seorang pria yang istrinya selingkuh.
Pada suatu ketika, istri dari seorang pria melakukan perselingkuhan. Pria itu sangat malu karena kelakuan buruk istrinya sampai-sampai ia tidak mau bertemu dengan siapapun. Ia juga menjauhi Sang Buddha.
Setelah beberapa masa, pria itu pergi menemui Sang Buddha dan Sang Buddha bertanya kepadanya mengapa ia tidak terlihat begitu lama. Pria itu menceritakan kejadian yang ia alami.
Mengetahui penyebab ketidakhadirannya, Sang Buddha berkata kepada pria itu, "Umat-Ku, wanita bagai sungai, atau jalan, kedai arak, tempat peristirahatan, atau pot bunga yang berdiri di tepi jalan. Mereka bergaul dengan semua jenis orang. Demikianlah, kelakuan asusila akan menghancurkan wanita itu."
Sang Buddha lalu mengucapkan kedua ayat itu. Setelah mendengar ucapan Sang Buddha itu, banyak orang yang mencapai kesucian sotapanna.
Dhammapada ayat 242 dan 243 bab Syair Noda-Noda