Subhadda, si Pertapa Pengembara - Dhammapada
Subhadda, si Pertapa Pengembara
Akaseva padam natthi,
samano natthi bahire,
papancabhirata paja,
nippapanca tathagata.
Akaseva padam natthi,
samano natthi bahire,
sankhara sassatta natthi,
natthi buddhanaminjitam.
Tiada jejak di atas langit,
tiada orang suci di luar Dhamma,
manusia mengemari kemelekatan,
Para Tathagata bebas dari kemelekatan.
Tiada jejak di atas langit,
tiada orang suci di luar Dhamma,
segala yang terkondisi tidak abadi,
Para Buddha bebas dari keragu-raguan.
Sang Buddha mengucapkan ayat-ayat ini pada saat berada di pepohonan sala di kota Kusinara, beberapa saat sebelum parinibbana, sehubungan dengan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan dari Subhadda, seorang pertapa pengembara.
Subhadda adalah seorang pertapa pengembara di Kusinara. Pada saat ia mendengar bahwa Pertapa Gotama akan parinibbana pada masa ketiga malam itu, ia mempunyai 3 persoalan yang memusingkan dirinya selama ini. Ia pernah menanyakan ketiga pertanyaan itu kepada pemuka ajaran lain, seperti, Purana Kassapa, Makkhali Gosala, Ajita Kesakambala, Pakudha Kaccayana, Sancaya Belatthaputta, dan Pertapa Nataputta, namun mereka semua tidak memberikan jawaban yang memuaskan.
Subhadda belum mengajukan pertanyaan-pertanyaannya kepada Sang Buddha, sementara ia sendiri yakin hanya Sang Buddhalah yang mampu menjawab semua pertanyaannya. Maka ia pun buru-buru pergi ke pepohonan Sala.
Sesampainya di sana biksu Ananda tidak mengizinkannya menemui Sang Buddha, karena Sang Buddha saat itu sangat lemah. Sang Buddha mendengar percakapan mereka dan setuju menemui Subhadda.
Subhadda mengajukan 3 pertanyaan;
1. Apakah ada jejak di atas langit?
2. Adakah biksu (samana) di luar Buddha-Dhamma?
3. Adakah sesuatu yang terkondisi (sankhara) yang kekal?
Sang Buddha menjawabnya semua pertanyaannya dengan kata tidak.
Sang Buddha lalu mengucapkan kedua ayat itu. Setelah mendengar ucapan Sang Buddha itu, Subhadda mencapai kesucian tingkat anagami dan atas permohonannya Sang Buddha menahbiskannya sebagai biksu. Subhadda adalah orang terakhir yang menjadi biksu semasa Sang Buddha masih hidup. Pada akhirnya, Subhadda mencapai kesucian arahat.
Dhammapada ayat 254 dan 255 bab Syair Noda-Noda