Kisah Lakundaka Bhaddiya -3- Dhammapada

Dhammapada ayat 294 dan 295 bab Syair Bunga Rampai
Kisah Lakundaka Bhaddiya (3)

Mataram pitaram hantva,
rajano dye ca khattiye,
rattham sanucaram hantva,
anigho yati brahmano.

Mataram pitaram hantva,
rajano dve ca sotthiye,
veyagghapancamam hantva,
anigho yati brahmano.

Dengan membunuh ibu* dan ayah*,
dan kedua orang ksatria*,
menghancurkan negara*,
beserta pejabat-pejabatnya*,
tercapailah kesucian.

Ibu diartikan nafsu keinginan. Ayah diartikan kesombongan. Dua ksatria diartikan dua pandangan (pandangan adanya diri yang kekal dan pandangan hidup untuk bersenang-senang tanpa tujuan). Negara dan pejabat-pejabatnya diartikan panca indera dan objek-objek indera.

Dengan membunuh ibu dan ayah,
dan kedua orang ksatria,
membunuh seekor harimau*,
tercapailah kesucian.

Harimau diartikan sebagai 5 rintangan batin (Panca Nivarana); (1) Sensasi tubuh; (2) Keinginan jahat; (3) Kemalasan; (4) Kekhawatiran; dan (5) Keragu-raguan.

Sang Buddha mengucapkan kedua ayat ini pada saat berada di vihara Jetavana, di dekat kota Savatthi, sehubungan dengan seorang biksu arahat yang bertubuh kerdil.

Pada suatu ketika, sejumlah biksu datang berkunjung ke vihara Jetavana untuk bersujud kepada Sang Buddha. Pada saat mereka bersama Sang Buddha, biksu Lakundaka Bhaddiya kebetulan lewat tak jauh dari mereka.

Sang Buddha mengalihkan perhatian mereka kepada biksu bertubuh kerdil itu dan berkata kepada mereka, "Para biksu, lihatlah biksu itu! Ia telah membunuh kedua ayah dan ibunya, dan setelah membunuh mereka ia hidup tanpa penderitaan lagi."

Para biksu yang berkunjung tidak paham dengan maksud Sang Buddha. Mereka meminta Sang Buddha menjelaskan kepada mereka, Sang Buddha pun menjelaskan maksudnya.

Perkataan Sang Buddha mempunyai makna menunjuk kepada kearahatan yang telah menghapus nafsu keinginan, keangkuhan, pandangan salah dan kemelekatan terhadap indera-indera dan objek-objeknya.

Setelah menerangkan artinya lebih lanjut, Sang Buddha mengucapkan ayat-ayat itu. Setelah mendengar ucapan Sang Buddha, para biksu yang berkunjung mencapai kesucian tingkat arahat.

Dhammapada ayat 294 dan 295 bab Syair Bunga Rampai



Sekilas Info


PEMBANGUNAN VIHARA MAHASAMPATTI


Vihāra Mahāsampatti mengajak para dermawan berhati mulia untuk menjadi penyokong Dhamma dan penganjur berdana dengan berdana COR LANTAI.


Luas bangunan Vihāra Mahāsampatti ± 5555 m2. Untuk itu Vihāra Mahāsampatti yang terletak di Jalan Pajang No. 1-3-5-7-9-11, Kel. Sei Rengas Permata, Kec. Medan Area, Medan, Sumatera Utara, masih sangat membutuhkan kedermawanan Anda.



Baca di situs resminya:

http://donasi.viharamahasampatti.or.id





MEDITASI VIPASSANA


Sukhesikarama Mindfulness Forest (SUMMIT), Bakom, Cianjur, Jawa Barat:

Tempat terbuka sepanjang tahun bagi yang ingin berlatih secara intensif baik mingguan, bulanan, maupun tahunan.



Selama masa pandemi Covid 19 retreat ditiadakan, namun bagi yang ingin berlatih meditasi silahkan datang.

Informasi Lengkap:
lihat di website Sukhesikarama


Informasi Guru Pembimbing:
simak tentang Bhante GUNASIRI

Channel di Youtube Sukhesikarama TV

“Bukan ada waktu baru bermeditasi, tetapi luangkanlah banyak waktu untuk bermeditasi”





PEMBANGUNAN RAKKHITAVANA BUDDHIST CENTER


Panitia pembangunan RAKKHITAVANA BUDDHIST CENTRE memberi kesempatan untuk berbuat kebajikan, demi terwujudnya pembangunan RAKKHITAVANA BUDDHIST CENTRE di Jl. LetJend Jamin Ginting KM 27, sebagai tempat meditasi yang terpadu, sunyi, segar, serta bernuansa asri dengan lokasi yang terjangkau dalam waktu 1 jam dari kota Medan.


Baca di halaman Facebooknya:

Rakkhitavana.