Dhammapada: Syair Bunga Rampai
01/290
Jika meninggalkan kebahagiaan yang kecil,
seseorang dapat memperoleh kebahagiaan yang besar,
maka orang bijak akan melepaskan kebahagiaan yang sedikit,
untuk memperoleh kebahagiaan tak terbatas.
Baca kisah perbuatan masa lampau Sang Buddha.
02/291
Ia yang memperoleh kebahagiaan,
dengan menyebabkan derita bagi orang lain,
tidak akan bebas dari perselisihan,
karena ia terikat oleh kebencian.
Baca kisah seorang wanita yang suka makan telur ayam.
03/292
Ia yang melakukan yang seharusnya tidak dilakukan,
dan meninggalkan yang seharusnya dilakukan,
maka orang yang angkuh dan malas itu,
noda batinnya akan bertambah.
04/293
Noda batin akan berkurang,
pada orang yang selalu waspada,
dan mempunyai pandangan terang,
yang menyadari jasmaninya setiap saat,
yang meninggalkan yang tidak harus dilakukan,
dan melakukan yang harus dilakukan.
Baca kisah sejumlah biksu membuat sandal dan menghiasinya.
05/294
Dengan membunuh ibu* dan ayah*,
dan kedua orang ksatria*,
menghancurkan negara*,
beserta pejabat-pejabatnya*,
maka tercapailah kesucian.
Ibu diartikan nafsu keinginan. Ayah diartikan kesombongan. Dua ksatria diartikan dua pandangan (pandangan adanya diri yang kekal dan pandangan hidup untuk bersenang-senang tanpa tujuan). Negara dan pejabat-pejabatnya diartikan panca indera dan objek-objek indera.
06/295
Dengan membunuh ibu dan ayah,
dan kedua orang ksatria,
membunuh seekor harimau*,
maka tercapailah kesucian.
Harimau diartikan sebagai 5 rintangan batin (Panca Nivarana); (1) Sensasi tubuh; (2) Keinginan jahat; (3) Kemalasan; (4) Kekhawatiran; dan (5) Keragu-raguan.
Baca kisah seorang biksu bertubuh kerdil (3).
07/296
Murid-murid Sang Buddha,
selalu sadar dan waspada.
Siang maupun malam,
merenungkan sifat mulia Buddha.
08/297
Murid-murid Sang Buddha,
selalu sadar dan waspada.
Siang maupun malam,
merenungkan sifat mulia Dhamma.
09/298
Murid-murid Sang Buddha,
selalu sadar dan waspada.
Siang maupun malam,
merenungkan sifat mulia Sangha.
10/299
Murid-murid Sang Buddha,
selalu sadar dan waspada.
Siang maupun malam,
merenungkan sifat alami tubuh.
11/300
Murid-murid Sang Buddha,
selalu sadar dan waspada.
Siang maupun malam,
tidak melakukan kejahatan.
12/301
Murid-murid Sang Buddha,
selalu sadar dan waspada.
Siang maupun malam,
berbahagia di dalam meditasi.
Baca kisah seorang remaja dan 2 orang siluman.
13/302
Sulit hidup bahagia sebagai biksu,
sulit hidup berumah tangga.
Menderita berhubungan dengan orang yang tidak serasi,
mengembara dalam samsara membawa derita.
Karena itu, janganlah menjadi pengembara,
janganlah mengejar penderitaan.
Baca kisah seorang biksu merasa kesepian.
14/303
Ia yang penuh keyakinan dan kebajikan,
akan memiliki ketenaran dan kekayaan.
Ke mana pun ia pergi,
akan selalu dihormati.
Baca kisah seorang perumah tangga berdana dan memperoleh berkah.
15/304
Orang baik bisa terlihat walau jauh,
bagaikan pegunungan Himalaya bersalju.
Orang jahat tidak terlihat walau dekat,
bagaikan anak panah yang melesat di malam hari.
Baca kisah putri Anathapindika mengundang Sang Buddha.
16/305
Duduk sendiri, berbaring sendiri,
berjalan sendiri tanpa bosan.
Dengan menundukkan diri sendiri,
tercapailah kebahagiaan hidup di hutan.
Baca kisah seorang biksu yang hidup menyendiri.