Kisah Seekor Gajah Yang Bernama Paveyyaka - Dhammapada
Kisah Seekor Gajah Yang Bernama Paveyyaka
Appamadarata hotha,
sacittamanurakkhatha,
dugga uddharathattanam,
panke sannova kunjaro.
Berbahagialah di dalam kesadaran,
jagalah dengan baik pikiranmu,
keluarlah dari rawa kejahatan ini,
bagaikan gajah membebaskan diri dari lumpur.
Sang Buddha mengucapkan ayat ini pada saat berada di vihara Jetavana, di dekat kota Savatthi, sehubungan dengan seekor gajah yang bernama Paveyyaka.
Pada saat Paveyyaka masih muda ia sangat kuat, seiring bertambahnya waktu, ia menjadi tua jompo. Pada suatu hari, pada saat Paveyyaka tua masuk ke dalam sebuah kolam ia terjebak di dalam lumpur dan tidak mampu naik ke pesisir.
Pada saat raja Pasenadi dari kerajaan Kosala diberi tahu tentang hal itu, ia mengirim seorang pelatih gajah untuk menolong Paveyyaka agar dapat keluar dari isapan lumpur. Pelatih gajah itu pun pergi ke tempat di mana Paveyyaka berada.
Di sana, pelatih gajah itu melantunkan musik yang bertemakan kegagahan. Mendengar suasana militer itu, Paveyyaka merasa bagaikan sedang berada di tengah medan perang. Semangatnya melonjak, ia menarik tubuhnya dengan sekuat tenaga, dan akhirnya dapat keluar dari lumpur itu.
Pada saat beberapa orang biksu menceritakan hal itu kepada Sang Buddha, Ia berkata, "Para biksu! Seperti juga halnya gajah yang terjebak di dalam lumpur membebaskan dirinya, begitu jugalah, bebaskanlah diri kalian dari lumpur kekotoran batin.
Sang Buddha lalu mengucapkan ayat itu. Setelah mendengar ucapan Sang Buddha, biksu-biksu itu mencapai kesucian tingkat arahat.
Dhammapada ayat 327 bab Syair Gajah