Kisah Brahmana Yang Penuh Keyakinan - Dhammapada
Kisah Brahmana Yang Penuh Keyakinan
Chinda sotam parakkamma,
kame panuda brahmana,
sankharanam khayam natva,
akatannusi brahmana.
Berusahalah memotong arus keinginan,
Brahmana, singkirkan semua kesenangan indria.
Setelah memahami penghancuran segala sesuatu yang berkondisi,
Brahmana, kau akan merealisasikan arti Nibbana.
Sang Buddha mengucapkan ayat ini pada saat berada di vihara Jetavana, di dekat kota Savatthi, sehubungan dengan seorang brahmana yang sangat berbakti kepada sejumlah biksu.
Pada suatu hari, di Savatthi, hiduplah seorang brahmana yang menjadi sangat berbakti kepada Sang Buddha dan ajaran-Nya setelah mendengar kotbah Sang Buddha.
Setiap hari ia mengundang sejumlah biksu untuk menerima dana makanan di rumahnya. Pada saat biksu-biksu tiba di rumahnya, ia menyapa mereka dengan kata, "arahat" dan dengan penuh hormat mempersilahkan mereka masuk ke dalam rumah. Karena dipanggil dengan kata itu, para biksu yang belum mencapai kesucian (biksu puthujjana) dan para arahat merasa sungkan dan memutuskan untuk tidak lagi mendatangi rumah brahmana itu.
Ketika brahmana itu tahu bahwa para biksu tidak mau lagi datang ke rumahnya, ia merasa sedih. Ia menghadap Sang Buddha dan memberi tahu tentang keengganan para biksu datang ke rumahnya. Sang Buddha pun memanggil biksu-biksu itu dan meminta penjelasan mereka.
Para biksu memberi tahu kepada Sang Buddha tentang brahmana itu memanggil mereka semua dengan kata, "arahat".
Sang Buddha bertanya kepada para biksu itu apakah mereka merasa sombong dan gembira dipanggil demikian. Para biksu menjawab tidak.
Sang Buddha berkata kepada mereka, "Para biksu, jika kalian tidak merasa bangga dan senang pada saat disebut sebagai arahat, kalian tidak bersalah karena tidak melanggar peraturan kebiksuan."
Sang Buddha melanjutkan, "Sebenarnya, brahmana itu memanggil kalian begitu karena ia sangat berbakti kepada arahat. Maka, putra-putra-Ku, kalian haruslah berusaha dengan giat untuk melenyapkan nafsu keinginan dan mencapai kearahatan."
Sang Buddha lalu mengucapkan ayat itu.
Dhammapada ayat 383 bab Syair Brahmana