Kisah Dewa Ankura - Dhammapada

Dhammapada ayat 356, 357, 358 dan 359 bab Syair Nafsu Keinginan
Kisah Dewa Ankura

Tinadosani khettani,
ragadosa ayam paja,
tasma hi vitaragesu,
dinnam hoti mahapphalam.

Tinadosani khettani,
dosadosa ayam paja,
tasma hi vitadosesu,
dinnam hoti mahapphalam.

Tinadosani khettani,
mohadosa ayam paja,
tasma hi vitamohesu,
dinnam hoti mahapphalam.

Tinadosani khettani,
icchadosa ayam paja,
tasma hi vigaticchesu,
dinnam hoti mahapphalam.

Rumput liar adalah racun bagi tanaman,
keserakahan adalah racun bagi manusia.
Persembahan kepada ia yang tiada keserakahan,
akan menghasilkan pahala berlimpah.

Rumput liar adalah racun bagi tanaman,
kebencian adalah racun bagi manusia.
Persembahan kepada ia yang tiada kebencian,
akan menghasilkan pahala berlimpah.

Rumput liar adalah racun bagi tanaman,
kebodohan adalah racun bagi manusia.
Persembahan kepada ia yang tiada kebodohan,
akan menghasilkan pahala berlimpah.

Rumput liar adalah racun bagi tanaman,
kedengkian adalah racun bagi manusia.
Persembahan kepada ia yang tiada iri hati,
akan menghasilkan pahala berlimpah.

Sang Buddha mengucapkan keempat ayat ini pada saat berada di alam surga Trayastimsa, sehubungan dengan seorang dewa yang bernama Ankura.

Sang Buddha mengunjungi alam surga Trayastimsa untuk membabarkan Abhidhamma kepada dewa Santusita, orang yang pernah menjadi ibu-Nya, mendiang ratu Maha Maya. Selama di sana, ada seorang dewa yang bernama Indaka. Pada kehidupan sebelumnya, Indaka adalah seorang pria yang mempersembahkan sedikit makanan untuk biksu Anuruddha. Karena benih karma baik yang ditanam pada masa seorang Buddha hidup itulah ia memperoleh berkah sebesar itu. Demikianlah, setelah kematiannya ia terlahir di alam Trayastimsa dan memperoleh kemewahan surgawi.

Pada saat itu, juga terdapat seorang dewa lainnya yang bernama Ankura yang pernah mempersembahkan banyak dana. Sebenarnya, berlipat kali lebih banyak ketimbang apa yang telah Indaka berikan. Akan tetapi, persembahan-persembahan itu dilakukan di luar masa seorang Buddha hidup. Sehingga, walaupun murah hati dan melakukan persembahan besar, kenikmatan surgawinya jauh lebih sedikit dibandingkan Indaka yang hanya berdana sedikit.

Karena Sang Buddha berada di Trayastimsa, Ankura bertanya kepada-Nya penyebab perbedaan berkah yang diperoleh. Sang Buddha berkata, "Dewa! Pada saat beramal dan berdana, kalian harus memilih kepada siapa kalian berikan persembahan itu, sebuah tindakan kebajikan bagaikan menanam benih. Benih yang ditanam di tanah yang subur akan tumbuh subur menjadi tanaman atau pohon yang kuat dan akan menghasilkan banyak buah. Akan tetapi, jika kalian akan menanam benih di tanah yang gersang, maka kalian akan memanen hasil yang tidak maksimal."

Sang Buddha lalu mengucapkan ayat-ayat itu.

Dhammapada ayat 356, 357, 358 dan 359 bab Syair Nafsu Keinginan



Sekilas Info


PEMBANGUNAN VIHARA MAHASAMPATTI


Vihāra Mahāsampatti mengajak para dermawan berhati mulia untuk menjadi penyokong Dhamma dan penganjur berdana dengan berdana COR LANTAI.


Luas bangunan Vihāra Mahāsampatti ± 5555 m2. Untuk itu Vihāra Mahāsampatti yang terletak di Jalan Pajang No. 1-3-5-7-9-11, Kel. Sei Rengas Permata, Kec. Medan Area, Medan, Sumatera Utara, masih sangat membutuhkan kedermawanan Anda.



Baca di situs resminya:

http://donasi.viharamahasampatti.or.id





MEDITASI VIPASSANA


Sukhesikarama Mindfulness Forest (SUMMIT), Bakom, Cianjur, Jawa Barat:

Tempat terbuka sepanjang tahun bagi yang ingin berlatih secara intensif baik mingguan, bulanan, maupun tahunan.



Selama masa pandemi Covid 19 retreat ditiadakan, namun bagi yang ingin berlatih meditasi silahkan datang.

Informasi Lengkap:
lihat di website Sukhesikarama


Informasi Guru Pembimbing:
simak tentang Bhante GUNASIRI

Channel di Youtube Sukhesikarama TV

“Bukan ada waktu baru bermeditasi, tetapi luangkanlah banyak waktu untuk bermeditasi”





PEMBANGUNAN RAKKHITAVANA BUDDHIST CENTER


Panitia pembangunan RAKKHITAVANA BUDDHIST CENTRE memberi kesempatan untuk berbuat kebajikan, demi terwujudnya pembangunan RAKKHITAVANA BUDDHIST CENTRE di Jl. LetJend Jamin Ginting KM 27, sebagai tempat meditasi yang terpadu, sunyi, segar, serta bernuansa asri dengan lokasi yang terjangkau dalam waktu 1 jam dari kota Medan.


Baca di halaman Facebooknya:

Rakkhitavana.