Kisah Seorang Mantan Biksu - Dhammapada
Kisah Seorang Mantan Biksu
Yo nibbanatho vanadhimutto,
vanamutto vanameva dhavati,
tam puggalametha passatha,
mutto bandhanameva dhavati.
Dari kehidupan berumah tangga beralih ke kehidupan suci,
walau telah bebas, ia kembali ke rumah itu lagi.
Lihatlah orang-orang yang seperti itu,
setelah bebas, ia malah kembali ke kemelekatan itu lagi.
Sang Buddha mengucapkan ayat ini pada saat berada di vihara Veluvana, di dekat kota Rajagaha, sehubungan dengan seorang mantan murid biksu Maha Kassapa.
Saat menjadi murid biksu Maha Kassapa, biksu ini telah mencapai empat pencerapan mental (jhana). Pada suatu hari, pada saat ia berkeliling menerima dana makanan di rumah pamannya, ia melihat seorang wanita dan timbul keinginan untuk memilikinya. Ia pun meninggalkan keanggotaan Sangha.
Sebagai seorang perumah tangga, ia mengalami kegagalan karena tidak bekerja keras. Oleh sebab itu, pamannya mengusirnya keluar dari rumah, dan kemudian ia bergaul dengan beberapa orang pencuri. Mereka tertangkap oleh petugas keamanan dan dibawa ke pemakaman untuk dihukum mati.
Biksu Maha Kassapa melihat muridnya diseret oleh petugas dan berkata kepadanya, "Muridku, jagalah pikiranmu agar tetap fokus pada sebuah objek meditasi."
Sesuai petunjuk itu, ia berkonsentrasi dan memasuki pencerapan mental secara mendalam. Di pemakaman, pada saat algojo bersiap-siap mengeksekusinya, mantan biksu itu sangat tenang dan tidak menunjukkan tanda-tanda ketakutan ataupun kecemasan. Algojo dan penonton tertegun dan sangat terkesan dengan keberanian dan ketenangan orang itu dan mereka melaporkan hal itu kepada raja dan Sang Buddha.
Raja memberikan perintah untuk membebaskan orang itu. Sang Buddha setelah mendengar hal itu mengirimkan sinar agung-Nya dan muncul jelmaan-Nya di hadapan orang itu.
Sang Buddha lalu mengucapkan ayat-ayat itu. Setelah mendengar ucapan Sang Buddha, orang itu tetap memfokuskan pikirannya kepada muncul-lenyapnya Kelompok Kehidupan yang menampakkan sifat ketidakkekalan, penderitaan dan ketanpaakuan dari semua benda-benda berkondisi dan tak lama kemudian mencapai kesucian tingkat sotapanna. Kemudian, ia menghadap Sang Buddha di vihara Jetavana di mana ia sekali lagi ditahbiskan oleh Sang Buddha memasuki keanggotaan Sangha dan seketika juga mencapai kearahatan.
Dhammapada ayat 344 bab Syair Nafsu Keinginan