Kisah Seorang Biksu -5- Dhammapada
Kisah Seorang Biksu (5)
Yodha digham va rassam va,
anum thulam subhasubham,
loke adinnam nadiyati,
tamaham brumi brahmanam.
Ia yang di dunia ini,
tidak mengambil sesuatu yang tidak diberikan,
yang panjang, pendek, kecil, besar, baik maupun buruk,
ia Kusebut orang suci.
Sang Buddha mengucapkan ayat ini pada saat berada di vihara Jetavana, di dekat kota Savatthi, sehubungan dengan seorang biksu.
Seorang brahmana dari Savatthi meletakkan sepotong kain di luar rumah untuk dijemur. Seorang biksu menemukan kain itu pada saat ia sedang berjalan pulang ke vihara. Mengira bahwa seseorang telah membuang kain itu dan tidak ada pemiliknya, biksu itu memungutnya.
Dari jendela rumahnya brahmana itu melihat biksu itu memungut potongan kainnya. Ia mengejar biksu itu, lalu membentak-bentaknya dan menuduhnya mencuri, "Kau kepala botak! Kau mencuri kainku." Biksu itu segera mengembalikan kain itu.
Setibanya di vihara, biksu itu menceritakan kejadian itu kepada biksu-biksu lain, dan mereka mengejek dan bercanda dengannya dengan bertanya apakah kain itu panjang atau pendek, kasar atau lembut. Biksu itu menjawab, "Kain itu baik panjang maupun pendek, kasar maupun lembut tidaklah masalah bagiku. Aku tidak tertarik dengan hal-hal itu."
Biksu-biksu itu mendatangi Sang Buddha dan bertanya apakah benar biksu itu telah mencapai kesucian arahat. Sang Buddha menjawab, "Para biksu! Biksu itu berbicara benar. Seorang arahat tidak mengambil apapun yang tidak diberikan kepadanya."
Sang Buddha lalu mengucapkan ayat itu.
Dhammapada ayat 409 bab Syair Brahmana