Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2018

Kisah Mara (2) - Dhammapada

Dhammapada ayat 331, 332 dan 333 bab Syair Gajah Kisah Mara (2) Atthamhi jatamhi sukha sahaya, tutthi sukha ya itaritarena, punnam sukham jivitasankhayamhi, sabbassa dukkhassa sukham pahanam. Sukha matteyyata loke, atho petteyyatata sukha, sukha samannata loke, atho brahmannata sukha. Sukham yava jara silam, sukha saddha patitthita, sukho pannaya patilabho, papanam akaranam sukham. Teman bisa hadir saat dibutuhkan sangat membahagiakan, puas dengan yang dimiliki juga membahagiakan, meninggal dengan membawa kebajikan amat membahagiakan, melenyapkan semua penderitaan lebih membahagiakan. Berbakti kepada ibu sangat membahagiakan, berbakti kepada ayah juga membahagiakan, berbakti kepada para pertapa amat membahagiakan, berbakti kepada Buddha lebih membahagiakan. Berbuat kebajikan seumur hidup sangat membahagiakan, memiliki keyakinan teguh juga membahagiakan, memiliki kebijaksanaan amat membahagiakan, tidak berbuat kejahatan lebih membahagiakan. Sang Buddha menguca...

Kisah Sejumlah Biksu - Dhammapada

Dhammapada ayat 328, 329 dan 330 bab Syair Gajah Kisah Sejumlah Biksu Sace labhetha nipakam sahayam, saddhim caram sadhu vihari dhiram, abhibhuyya sabbani parissayani, careyya tenattamano satima. No ce labhetha nipakam sahayam, saddhim caram sadhu vihari dhiram, rajava rattham vijitam pahaya, eko care matangaranneva nago. Ekassa caritam seyyo, natthi bale sahayata, eko care na ca papani kayira, appossukko matangaranneva nago. Jika kau berteman dengan orang yang bijaksana, berkelakuan baik dan menuntun ke kebajikan, kau seharusnya bergembira bersamanya, penuh kesadaran mengatasi semua bahaya. Jika kau tidak menemukan teman yang bijaksana, berkelakuan baik dan menuntun ke kebajikan, bagaikan raja meninggalkan kerajaan yang ditaklukkan, kau seharusnya hidup sendiri seperti gajah di hutan. Adalah baik hidup seorang diri, tanpa bersahabat dengan mereka yang bodoh, hiduplah sendiri tanpa berbuat kejahatan, bergembira bagaikan gajah di dalam hutan. Sang Buddha mengu...

Kisah Seekor Gajah Yang Bernama Paveyyaka - Dhammapada

Dhammapada ayat 327 bab Syair Gajah Kisah Seekor Gajah Yang Bernama Paveyyaka Appamadarata hotha, sacittamanurakkhatha, dugga uddharathattanam, panke sannova kunjaro. Berbahagialah di dalam kesadaran, jagalah dengan baik pikiranmu, keluarlah dari rawa kejahatan ini, bagaikan gajah membebaskan diri dari lumpur. Sang Buddha mengucapkan ayat ini pada saat berada di vihara Jetavana, di dekat kota Savatthi, sehubungan dengan seekor gajah yang bernama Paveyyaka. Pada saat Paveyyaka masih muda ia sangat kuat, seiring bertambahnya waktu, ia menjadi tua jompo. Pada suatu hari, pada saat Paveyyaka tua masuk ke dalam sebuah kolam ia terjebak di dalam lumpur dan tidak mampu naik ke pesisir. Pada saat raja Pasenadi dari kerajaan Kosala diberi tahu tentang hal itu, ia mengirim seorang pelatih gajah untuk menolong Paveyyaka agar dapat keluar dari isapan lumpur. Pelatih gajah itu pun pergi ke tempat di mana Paveyyaka berada. Di sana, pelatih gajah itu melantunkan musik yang bertemakan...

Kisah Samanera Sanu - Dhammapada

Dhammapada ayat 326 bab Syair Gajah Kisah Samanera Sanu Idam pure cittamacari carikam, yenicchakam yatthakamam yathasukham, tadajjaham niggahessami yoniso, hatthippabhinnam viya ankusaggaho. Dahulu pikiran ini berkelana semaunya, pergi ke mana pun ia suka dan inginkan. Kini akan aku kuasai dengan sadar, bagaikan menuntun gajah dengan pecut. Sang Buddha mengucapkan ayat ini pada saat berada di vihara Jetavana, di dekat kota Savatthi, sehubungan dengan seorang samanera muda yang bernama Sanu. Samanera Sanu didesak oleh biksu-biksu senior untuk naik ke atas podium dan membacakan bagian-bagian kitab Pali. Setelah ia selesai membaca, ia berseru, "Kebajikan yang timbul hari ini dari pembacaan kitab suci ini dibagikan kepada ibu dan ayahku." Pada saat itu, para dewa dan siluman yang pernah menjadi ibu samanera muda itu di kehidupan lampau, berteriak, "Anakku tersayang, betapa bahagianya aku menikmati kebajikanmu. Kau telah berbuat benar, putraku. Bagus! Bagus! (S...

Kisah Raja Pasenadi Dari Kosala (2) - Dhammapada

Dhammapada ayat 325 bab Syair Gajah Kisah Raja Pasenadi Dari Kosala (2) Middhi yada hoti mahagghaso ca, niddayita samparivattsayi, mahavarahova nivapaputtho, punappunam gabbhamupeti mando. Orang bodoh yang lamban, rakus dan mengantuk, berbaring di ranjang bagaikan babi gemuk, pemalas ini akan mengalami kelahiran lagi. Sang Buddha mengucapkan ayat ini pada saat berada di vihara Jetavana, di dekat kota Savatthi, sehubungan dengan raja Pasenadi dari kerajaan Kosala. Pada suatu hari, raja Pasenadi dari kerajaan Kosala pergi ke vihara untuk bersujud kepada Sang Buddha setelah sarapan banyak makanan. Raja mempunyai kebiasaan memakan seperempat keranjang (setengah gantang) nasi dan kari daging. Pada saat raja bertemu Sang Buddha, ia merasa sangat kantuk sehingga kepalanya terantuk-antuk dan sulit untuk tetap terjaga. Raja kemudian berkata kepada Sang Buddha, "Bhante! Aku merasa sangat tidak nyaman semenjak selesai sarapan." Sang Buddha berkata kepadanya, "Ben...

Kisah Seorang Brahmana Tua - Dhammapada

Dhammapada ayat 324 bab Syair Gajah Kisah Seorang Brahmana Tua Dhanapalo nama kunjaro, katukabhedano dunnivarayo, baddho kabalam na bhunjati, sumarati nagavanassa kunjaro. Gajah besar bernama Dhanapalaka*, ditempatkan di kandang penampungan, tak ingin makan sedikitpun, karena merindukan hutan para gajah. Dhanapalaka adalah seekor gajah mulia bergading besar yang ditangkap untuk raja kerajaan Kasi. Walaupun diberikan tempat mewah dan makanan terbaik, gajah itu tidak tertarik, dan hanya bersedih memikirkan ibunya yang sendirian di hutan gajah. Sang Buddha mengucapkan ayat ini pada saat berada di vihara Veluvana, di dekat kota Rajagaha, sehubungan dengan seorang brahmana tua. Di kota Savatthi terdapat seorang brahmana tua yang memiliki uang tunai sebesar 8 lakh (1 lakh = 100.000,- rupee). Ia memiliki 4 orang putra. Setiap putranya menikah, ia memberikan masing-masing 1 lakh. Pada saat istrinya meninggal dunia, putra-putranya datang kepadanya dan merawatnya dengan sangat bai...

Kisah Biksu Mantan Pelatih Gajah - Dhammapada

Dhammapada ayat 323 bab Syair Gajah Kisah Biksu Mantan Pelatih Gajah Na hi etehi yanehi, gaccheyya agatam disam, yathattana sudantena, danto dantena gacchati. Bukan dengan kendaraan ini, kau bisa pergi ke Negeri Asing*, kecuali ia yang dirinya terkendali, dan terlatih dengan baik. Negeri Asing dimaksudkan nibbana. Sang Buddha mengucapkan ayat ini pada saat berada di vihara Jetavana, di dekat kota Savatthi, sehubungan dengan seorang biksu yang pernah menjadi pelatih gajah. Pada suatu ketika, beberapa orang biksu melihat seorang pelatih gajah dan gajahnya di tepi sungai Aciravati. Pada saat pelatih itu kesulitan mengontrol gajahnya, salah seorang biksu, yang dulunya adalah seorang pelatih gajah, memberitahukan kepada rekan-rekan biksunya bagaimana cara termudah mengatasi situasi itu. Pelatih gajah itu mendengar apa yang biksu itu sampaikan, dan gajahnya pun dengan cepat ia taklukan. Saat kembali ke vihara, beberapa biksu menceritakan kejadian itu kepada Sang Buddha. Sang...

Kisah Menundukkan Diri Sendiri - Dhammapada

Dhammapada ayat 320, 321 dan 322 bab Syair Gajah Kisah Menundukkan Diri Sendiri Aham nagova sangame, capato patitam saram, ativakyam titikkhissam, dussilo hi bahujjano. Dantam nayanti samitim, dantam rajabhiruhati, danto settho manussesu, yotivakyam titikkhati. Varamassatara danta, ajaniya ca sindhava, kunjara ca mahanaga, attadanto tato varam. Bagaikan gajah di medan perang, menahan panah yang dilepaskan. Aku pun akan mengalami perilaku kasar, karena sangat banyak orang yang tidak bermoral. Hanya gajah jinak yang dituntun ke keramaian, raja hanya menunggangi gajah yang terlatih. Yang terbaik di antara manusia, ialah yang mampu menahan perlakuan kasar. Keledai yang jinak sangat bagus, kuda sindu yang jinak juga bagus. Gajah bergading besar yang jinak amat mulia, yang terbaik adalah ia yang telah menjinakkan dirinya sendiri. Sang Buddha mengucapkan ketiga ayat ini pada saat berada di vihara Ghositarama, di dekat kota Kosambi, sehubungan dengan kesabaran Sang B...



Sekilas Info


PEMBANGUNAN VIHARA MAHASAMPATTI


Vihāra Mahāsampatti mengajak para dermawan berhati mulia untuk menjadi penyokong Dhamma dan penganjur berdana dengan berdana COR LANTAI.


Luas bangunan Vihāra Mahāsampatti ± 5555 m2. Untuk itu Vihāra Mahāsampatti yang terletak di Jalan Pajang No. 1-3-5-7-9-11, Kel. Sei Rengas Permata, Kec. Medan Area, Medan, Sumatera Utara, masih sangat membutuhkan kedermawanan Anda.



Baca di situs resminya:

http://donasi.viharamahasampatti.or.id





MEDITASI VIPASSANA


Sukhesikarama Mindfulness Forest (SUMMIT), Bakom, Cianjur, Jawa Barat:

Tempat terbuka sepanjang tahun bagi yang ingin berlatih secara intensif baik mingguan, bulanan, maupun tahunan.



Selama masa pandemi Covid 19 retreat ditiadakan, namun bagi yang ingin berlatih meditasi silahkan datang.

Informasi Lengkap:
lihat di website Sukhesikarama


Informasi Guru Pembimbing:
simak tentang Bhante GUNASIRI

Channel di Youtube Sukhesikarama TV

“Bukan ada waktu baru bermeditasi, tetapi luangkanlah banyak waktu untuk bermeditasi”





PEMBANGUNAN RAKKHITAVANA BUDDHIST CENTER


Panitia pembangunan RAKKHITAVANA BUDDHIST CENTRE memberi kesempatan untuk berbuat kebajikan, demi terwujudnya pembangunan RAKKHITAVANA BUDDHIST CENTRE di Jl. LetJend Jamin Ginting KM 27, sebagai tempat meditasi yang terpadu, sunyi, segar, serta bernuansa asri dengan lokasi yang terjangkau dalam waktu 1 jam dari kota Medan.


Baca di halaman Facebooknya:

Rakkhitavana.