Dhammapada: Syair Usia Tua
01/146
Mengapa ada tawa dan sukacita,
walau keadaan sekitar sedang terbakar?
Terselubung di dalam kegelapan,
mengapa tidak mencari cahaya?
Baca kisah 500 wanita pengikut upasika Visakha.
02/147
Lihatlah tubuh yang terbungkus pakaian ini,
penuh dengan luka, disangga dengan tulang-belulang,
berpenyakit dan subjek dari banyak pemikiran,
demikianlah, tubuh ini tidak kekal dan abadi.
Baca kisah kematian seorang pelacur bernama Sirima.
03/148
Tubuh ini melapuk seiring waktu, tempat penyakit bersarang,
dan akan mengalami kehancuran,
Tubuh yang menjijikan ini pasti hancur,
demikianlah, hidup diakhiri dengan kematian.
Baca kisah Uttara, si biksuni yang berusia lanjut.
04/149
Bagaikan labu yang dibuang pada musim gugur,
seperti itulah tulang-tulang putih ini,
apa yang menarik setelah melihatnya?
Baca kisah 500 biksu yang mengira diri mereka telah mencapai kearahatan.
05/150
Tubuh ini terbentuk dari tulang belulang,
dan ditutupi dengan daging dan darah,
di tempat ini terdapat kehancuran dan kematian,
harga diri dan iri hati.
Baca kisah rupananda, si biksuni yang melekat kepada kecantikannya.
06/151
Kereta kerajaan yang penuh hiasan akan rusak,
begitu pun tubuh akan menua,
namun Dhamma Luhur tidak akan rusak,
Demikianlah, seharusnya orang suci mengingatkan diri mereka sendiri.
Baca kisah kecurangan ratu Mallika.
07/152
Orang yang sedikit belajar,
bagaikan seekor sapi,
hanya dagingnya yang bertambah,
namun kebijaksanaannya tidak berkembang.
Baca kisah seorang biksu yang asal bicara.
08/153
Aku mencari si pembuat rumah ini,
namun gagal mencapai pencerahan untuk menemukannya,
mengembara melalui roda kelahiran yang tak terhitung,
terlahir berulang kali, itulah, penderitaan.
09/154
Pembuat rumah, kau telah kutemukan,
kau tidak dapat lagi membangun rumah,
seluruh tiang-tiangmu telah patah,
atap-atapmu telah hancur,
batinku telah mencapai Tanpa Kondisi,
mengakhiri nafsu keinginan.
Baca kisah ungkapan Sang Buddha tentang keagungan dari pencapaian-Nya.
10/155
Mereka yang masih muda, tidak menjalani kesucian,
atau mengumpulkan harta benda,
akan merana,
bagaikan bangau di kolam kering tak berikan.
11/156
Mereka yang masih muda, tidak menjalani kesucian,
atau mengumpulkan harta benda,
terbaring tak berdaya,
bagaikan panah yang kehilangan arah, menyesali masa lalunya.
Baca kisah sepasang suami istri yang tak terpelajar.