Dhammapada: Syair Ribuan
01/100
Daripada seribu kata-kata yang tak bermakna,
dan tidak berhubungan dengan pencapaian nibbana,
lebih baik sepatah kata yang bermakna,
yang dapat menenangkan orang yang mendengarnya.
Baca kisah Tambadathika, si penjagal pencuri.
02/101
Daripada seribu syair yang tak bermakna,
dan tidak berhubungan dengan pencapaian nibbana,
lebih baik sebait syair yang bermakna,
yang dapat menenangkan orang yang mendengarnya.
Baca kisah Bahiyadaruciriya, orang berpandangan salah.
03/102
Daripada seribu syair yang tak bermakna,
dan tidak berhubungan dengan pencapaian nibbana,
lebih baik sebait syair Dhamma,
yang dapat menenangkan orang yang mendengarnya.
04/103
Seseorang bisa saja menaklukkan seribu orang,
dalam pertempuran,
namun ia yang menaklukkan dirinya sendiri,
ialah penakluk terhebat.
Baca kisah biksuni Kundalakesi, mantan pertapa wanita.
05/104
Lebih baik menaklukkan diri sendiri,
daripada menaklukkan orang lain,
ia yang telah menundukkan dirinya,
akan mahir mengendalikan diri.
06/105
Tiada dewa, gandhabba,
mara maupun brahma,
yang mampu mengubah kemenangan seseorang,
yang hidupnya terkendali.
Baca kisah pertanyaan brahmana Anatthapucchaka.
07/106
Setiap bulan dalam setahun,
seseorang mempersembahkan sesuatu seharga seribu kahapana,
Bila seseorang dalam waktu sejenak bersujud kepada biksu yang melatih kemajuan batin,
maka itu lebih baik daripada seratus tahun mengadakan persembahan.
Baca kisah paman biksu Sariputra.
08/107
Selama setahun,
seseorang menyalakan api suci di dalam hutan,
bila seseorang dalam waktu sekejap bersujud kepada biksu yang melatih kemajuan batin,
maka itu lebih baik daripada seratus tahun memberikan kurban.
Baca kisah keponakan biksu Sariputra.
09/108
Di dunia ini, seseorang mengadakan persembahan kurban, banyak dan sedikit, selama setahun, agar mencapai kesucian,
semua persembahan itu tidak seharga seperempat dari kesucian yang diperoleh dengan menghormati para Arya yang berjalan di Jalan yang benar.
Baca kisah teman biksu Sariputra.
10/109
Seseorang yang selalu menghormati,
dan menghargai mereka yang lebih tua dan lebih suci,
maka akan memperoleh empat manfaat,
umur panjang, keanggunan, kebahagiaan dan kekuatan.
Baca kisah Ayuvaddhana Kumara memperpanjang usia.
11/110
Daripada seribu tahun hidup sebagai orang yang tak bermoral,
yang nafsunya tidak terkendali,
lebih baik sehari hidup sebagai orang yang suci,
yang melaksanakan sila dan bersamadhi.
Baca kisah samanera cilik Samkicca dan sekelompok perampok.
12/111
Daripada hidup seratus tahun sebagai orang bodoh,
yang nafsunya tidak terkendali,
lebih baik hidup sehari sebagai orang bijaksana,
yang melaksanakan sila dan bersamadhi.
Baca kisah biksu Khanu Kondanna dan sekelompok perampok.
13/112
Daripada hidup seratus tahun sebagai manusia pasif,
lebih baik hidup sehari sebagai orang yang melaksanakan sila dan bersamadhi.
Baca kisah biksu Sappadasa mencoba bunuh diri.
14/113
Daripada hidup seratus tahun,
sebagai orang yang tidak menyadari muncul-lenyapnya Lima Kelompok Kehidupan,
lebih baik hidup sehari,
sebagai orang yang menyadari muncul-lenyapnya Lima Kelompok Kehidupan.
Baca kisah biksuni Patacara, wanita yang kehilangan keluarganya.
15/114
Daripada hidup seratus tahun,
sebagai orang yang tidak menyadari Tanpa Kematian (Nibbana),
lebih baik hidup sehari,
sebagai orang yang menyadari Tanpa Kematian.
Baca kisah biksuni Kisagotami, wanita yang kehilangan anaknya.
16/115
Daripada hidup seratus tahun,
sebagai orang yang tidak mengerti Dhamma Luhur,
lebih baik hidup sehari,
sebagai orang yang mengerti Dhamma Luhur.
Baca kisah Bahuputtika, si biksuni tua.