Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2018

Sigala Sutta

Sigalovada Sutta Sigalovada Sutta merupakan khotbah Buddha Sakyamuni yang berkaitan dengan etika di masyarakat, yang bersumber dari adat istiadat, kebudayaan, dan ajaran kebenaran menurut ajaran agama. Sutta ini berisikan wejangan Buddha Sakyamuni kepada Sigala, seorang putera perumah tangga Buddhis yang tinggal di kota Rajagaha. Kedua orang tua Sigala adalah penganut agama Buddha yang taat dan berbakti kepada Buddha, tetapi mereka tidak berhasil mengajak putranya mengikuti jejak mereka. Ketika ayah Sigala akan meninggal dunia, ia berpesan kepada Sigala untuk melaksanakan permintaannya untuk menghormati 6 penjuru pada waktu subuh. Demikianlah yang telah kudengar. Pada suatu ketika, Sang Buddha berdiam di vihara Veluvana (Hutan Bambu) di Kandakavinapa (Suaka Tupai), di dekat kota Rajagaha. Pada waktu itu, Sigala, seorang perumah tangga muda, bangun pagi-pagi sekali dan keluar dari Rajagaha. Lantas dengan rambut dan pakaian basah, sambil beranjali ia menyembah ke berbagai arah, y...

Kisah Devahita, si Brahmana - Dhammapada

Dhammapada ayat 423 bab Syair Brahmana Kisah Devahita, si Brahmana Pubbenivasam yo vedi, saggapayanca passati, atho jatikkhayam patto, abhinnavosito muni, sabbavositavosanam, tamaham brumi brahmanam. Ia yang tahu kehidupan lampaunya, yang mengetahui surga dan neraka, telah mencapai kelahiran terakhir dengan kebijaksanaan, yang telah menjalankan hidup suci, mengakhiri nafsu keinginan, ia Kusebut orang suci. Sang Buddha mengucapkan ayat ini pada saat berada di vihara Jetavana, di dekat kota Savatthi, sehubungan dengan Devahita, seorang brahmana. Pada suatu ketika, Sang Buddha menderita sakit lambung dan ia meminta kepada biksu Upavana untuk mengambil air hangat dari Devahita, si brahmana. Devahita sangat gembira terhadap kesempatan yang jarang itu untuk berdana sesuatu kepada Sang Buddha. Selain air hangat, ia juga menitip biksu Upavana air sari tebu untuk Sang Buddha. Setelah sampai di vihara, biksu Upavana menyediakan air hangat untuk Sang Buddha mandi. Setelah mandi...

Kisah Biksu Angulimala Dhammapada

Dhammapada ayat 422 bab Syair Brahmana Kisah Biksu Angulimala (2) Usabham pavaram viram, mahesim vijitavinam, anejam nhatakam buddham, tamaham brumi brahmanam. Ia yang tanpa rasa takut, mulia, gagah, bijak, sang penakluk nafsu, pembersih noda, yang telah mencapai penerangan sempurna, ia Kusebut orang suci. Sang Buddha mengucapkan ayat ini pada saat berada di vihara Jetavana, di dekat kota Savatthi, sehubungan dengan biksu Angulimala. Pada suatu ketika, raja Pasenadi dan ratu Mallika mengadakan persembahan makanan kepada Sang Buddha beserta biksu-biksu-Nya yang berjumlah 500 orang biksu. Persembahan itu berskala besar yang tidak dapat dibandingkan oleh siapapun. Pada acara itu, setiap biksu dilayani oleh seekor gajah yang memegangi sebuah payung putih di atas kepalanya untuk menutupi pancaran sinar matahari. Akan tetapi, panitia penyelenggara hanya dapat menghadirkan 499 gajah yang terlatih dengan baik dan mereka harus mengambil seekor gajah yang tidak terlatih dan ga...

Kisah Biksuni Dhammadinna - Dhammapada

Dhammapada ayat 421 bab Syair Brahmana Kisah Biksuni Dhammadinna Yassa pure ca paccha ca, majjhe ca natthi kincanam, akincanam anadanam, tamaham brumi brahmanam. Ia yang tidak lagi melekat kepada masa lampau, masa sekarang dan masa mendatang, yang tidak terikat dan tidak menginginkan apapun, ia Kusebut orang suci. Sang Buddha mengucapkan ayat ini pada saat berada di vihara Veluvana, di dekat kota Rajagaha, sehubungan dengan biksuni Dhammadinna. Di Rajagaha terdapat seorang upasaka yang bernama Visakha. Setelah berulang-ulang kali mendengar khotbah Dhamma Sang Buddha, Visakha mencapai kesucian tingkat anagami dan ia berkata kepada istrinya, "Terimalah semua harta bendaku. Sejak hari ini, aku tidak akan terlibat di dalam urusan rumah ini." Isrinya, Dhammadinna, menjawab, "Siapa yang ingin menelan ludah yang telah kau buang?" Ia meminta izin dari suaminya untuk menjadi biksuni. Setelah menjadi biksuni, ia pergi ke sebuah vihara yang terletak di dekat s...

Kisah Biksu Vangisa - Dhammapada

Dhammapada ayat 419 dan 420 bab Syair Brahmana Kisah Biksu Vangisa Cutim yo vedi sattanam, upapattinca sabbaso, asattam sugatam buddham, tamaham brumi brahmanam. Yassa gatim na jananti, deva gandhabbamanusa, khinasavam arahantam, tamaham brumi brahmanam. Ia yang dapat mengetahui, kematian dan kelahiran semua makhluk, dan sudah tidak lagi terikat, diberkahi dan tercerahkan, ia Kusebut orang suci. Ia yang jejaknya tidak dapat dilacak, baik oleh dewa, gandhabba ataupun manusia, yang telah melenyapkan segala kekotoran, ia Kusebut orang suci. Sang Buddha mengucapkan kedua ayat ini pada saat berada di vihara Jetavana, di dekat kota Savatthi, sehubungan dengan biksu Vangisa. Di kota Rajagaha terdapat seorang brahmana yang bernama Vangisa yang hanya dengan mengetuk tengkorak orang mati maka ia dapat mengetahui ke alam mana orang itu dilahirkan, apakah di alam dewa, alam manusia, atau salah satu dari 4 alam sengsara (apaya). Beberapa orang brahmana membawa Vangisa ke bebera...

Kisah Biksu Nataputtaka -2- Dhammapada

Dhammapada ayat 418 bab Syair Brahmana Kisah Biksu Nataputtaka (2) Hitva ratim ca aratim ca, sitibhutam nirupadhim, sabbalokabhibhum viram, tamaham brumi brahmanam. Ia yang telah membuang rasa suka dan tidak suka, yang tenang dan tanpa kekotoran batin, menaklukkan seluruh dunia*, ia Kusebut orang suci. Seluruh dunia yang dimaksud adalah enam landasan indera. Sang Buddha mengucapkan ayat ini pada saat berada di vihara Veluvana, di dekat kota Rajagaha, sehubungan dengan biksu Nataputtaka, putra seorang penari. Seperti kisah sebelumnya (baca kisah biksu Nataputtaka - 1 ), Nataputtaka, putra seorang penari yang memasuki keanggotaan Sangha dan mencapai kesucian arahat. Beberapa orang biksu mendatangi Sang Buddha dan melaporkan kepada-Nya bahwa biksu Nataputtaka mengaku dirinya telah mencapai kesucian tingkat arahat. Sang Buddha berkata kepada mereka, "Para biksu! Nataputtaka telah melepaskan semua keinginan memperoleh kesenangan dari apapun." Sang Buddha lalu me...

Kisah Biksu Nataputtaka -1- Dhammapada

Dhammapada ayat 417 bab Syair Brahmana Kisah Biksu Nataputtaka (1) Hitva manusakam yogam, dibbam yogam upaccaga, sabbayogavisamyuttam, tamaham brumi brahmanam. Ia yang melepaskan keterikatan duniawi, maupun keterikatan surgawi, sebenarnya telah bebas dari segala ikatan, ia Kusebut orang suci. Sang Buddha mengucapkan ayat ini pada saat berada di vihara Jetavana, di dekat kota Savatthi, sehubungan dengan biksu Nataputtaka, putra seorang penari. Pada suatu ketika, seorang penari berkeliling kota sambil bernyanyi dan menari sementara putranya, Nataputtaka, memperoleh kesempatan untuk mendengarkan khotbah Dhamma Sang Buddha. Setelah mendengar khotbah itu, ia memasuki keanggotaan Sangha dan mencapai kearahatan dalam waktu yang singkat. Pada suatu hari, pada saat Sang Buddha dan para biksu, termasuk biksu Nataputtaka sedang berkeliling menerima dana makanan, di tengah jalan mereka lewat di depan anak laki-laki dari penari lain. Melihat pria itu menari, beberapa orang biksu bert...

Kisah Biksu Jotika - Dhammapada

Dhammapada ayat 416 bab Syair Brahmana Kisah Biksu Jotika Yodha tanham pahantvana, anagaro paribbaje, tanhabhavaparikkhinam, tamaham brumi brahmanam. Ia yang telah meninggalkan nafsu indria, meninggalkan kehidupan berumah tangga dan hidup tanpa rumah, yang telah menghancurkan semua keinginan dan kerinduan, ia Kusebut orang suci. Sang Buddha mengucapkan ayat ini pada saat berada di vihara Veluvana, di dekat kota Rajagaha, sehubungan dengan biksu Jotika. Ayat ini memiliki 2 cerita. Cerita lainnya adalah kisah biksu Jatila . Jotika adalah orang kaya tersohor dari Rajagaha. Ia tinggal di rumah mewah bertingkat tujuh. Terdapat 7 lapis pagar mengitari bangunannya, yang setiap lapis pagarnya dijaga oleh beberapa dewa penunggu. Ketenaran akan kekayaannya menyebar luas, dan banyak orang yang datang untuk melihat-lihat tempat tinggalnya. Pada suatu ketika, raja Bimbisara datang mengunjungi Jotika. Raja juga membawa putranya, pangeran Ajatasattu, bersamanya. Melihat kemegahan ba...

Kisah Biksu Jatila - Dhammapada

Dhammapada ayat 416 bab Syair Brahmana Kisah Biksu Jatila Yodham tanham pahantvana, anagaro paribbaje, tanhabhavaparikkhinam, tamaham brumi brahmanam. Ia yang telah meninggalkan nafsu indria, meninggalkan kehidupan berumah tangga dan hidup tanpa rumah, yang telah menghancurkan semua keinginan dan kerinduan, ia Kusebut orang suci. Sang Buddha mengucapkan ayat ini pada saat berada di vihara Veluvana, di dekat kota Rajagaha, sehubungan dengan biksu Jatila. Ayat ini memiliki 2 cerita. Cerita lainnya adalah kisah biksu Jotika . Tak lama setelah Kassapa Buddha parinibbana, seorang biksu arahat pergi berkeliling mengumpulkan dana pembangunan stupa emas di mana relik Kassapa Buddha akan diabadikan. Biksu itu sampai di sebuah rumah seorang tukang emas yang sedang bertengkar dengan istrinya. Tukang emas itu membentak biksu itu, "Lebih baik kau buang stupamu ke dalam air dan pergi." Istrinya menegur suaminya, "Jika kau marah kepadaku kau seharusnya hanya bertinda...

Kisah Biksu Sundarasamudda - Dhammapada

Dhammapada ayat 415 bab Syair Brahmana Kisah Biksu Sundarasamudda Yodha kame pahantvana, anagaro paribbaje, kamabhavaparikkhinam, tamaham brumi brahmanam. Ia yang telah membuang nafsu indria, meninggalkan rumah dan hidup tanpa rumah, semua keinginan dan perasaan telah dimusnahkan, ia Kusebut orang suci. Sang Buddha mengucapkan ayat ini pada saat berada di vihara Jetavana, di dekat kota Savatthi, sehubungan dengan biksu Sundarasamudda. Sundarasamudda adalah putra orang kaya dari Savatthi. Setelah menjadi biksu, ia pergi ke kota Rajagaha yang berjarak 45 yojana (1 yojana= 15 km) dari Savatthi, untuk berlatih meditasi. Pada suatu hari, pada saat beberapa perayaan berlangsung di Savatthi, orang tuanya rindu kepadanya. Mereka menangis karena merasa kasihan kepada putra mereka yang melepaskan semua kesenangan duniawi. Pada saat mereka sedang menangis, seorang wanita penghibur menghampiri mereka dan menanyakan masalah mereka. Setelah mendengar masalah yang dialami putra merek...

Kisah Biksu Sivali - Dhammapada

Dhammapada ayat 414 bab Syair Brahmana Kisah Biksu Sivali Yomam palipatham duggam, samsaram mohamaccaga, tinno paragato jhayi, anejo akathamkathi, anupadaya nibbuto, tamaham brumi brahmanam. Ia yang telah melewati jalan sulit ini, kelahiran berulang dan kebodohan, yang telah sampai di pantai seberang, berlatih meditasi, bebas dari keinginan dan keraguan, telah mencapai nibbana, ia Kusebut orang suci. Sang Buddha mengucapkan ayat ini pada saat berada di hutan Kundadhana, di dekat kota Kundakoliya, sehubungan dengan biksu Sivali. Putri Suppavasa dari Kundakoliya sedang hamil selama 7 tahun, lalu 7 hari ia merasakan sakit karena bersalin. Ia terus-menerus merenungkan keagungan Buddha, Dhamma dan Sangha dan akhirnya ia meminta suaminya pergi bersujud kepada Sang Buddha atas namanya serta melaporkan kondisinya. Setelah menerima laporan kondisi Suppavasa, Sang Buddha berkata, "Semoga Suppavasa terhindar dari bahaya dan kesakitan. Semoga ia melahirkan seorang anak suci...

Kisah Biksu Candabha - Dhammapada

Dhammapada ayat 413 bab Syair Brahmana Kisah Biksu Candabha Candamva vimalam suddham, vippasannamanavilam, nandibhavaparikkhinam, tamaham brumi brahmanam. Ia yang bersinar bagaikan rembulan, yang murni, tenang dan tak terhalau, yang telah menghancurkan keinginan, ia Kusebut orang suci. Sang Buddha mengucapkan ayat ini pada saat berada di vihara Jetavana, di dekat kota Savatthi, sehubungan dengan biksu Candabha. Candabha, pada salah satu kehidupan masa lampaunya, mempersembahkan dupa cendana kepada stupa yang berisi relik Kassapa Buddha diabadikan. Karena benih karma baik ini, ia terlahir di keluarga kasta brahmana di Savatthi. Ia lahir dengan sebuah tanda istimewa, yaitu lingkaran cahaya yang memancar dari daerah sekitar pusarnya. Karena cahaya itu menyerupai cahaya bulan maka ia dikenal dengan sebutan Candabha. Beberapa orang brahmana, mengambil keuntungan dari tanda istimewa itu dengan menaikkan Candabha ke sebuah kereta dan membawanya berkeliling kota untuk pertunjukk...

Kisah Samanera Revata -2- Dhammapada

Dhammapada ayat 412 bab Syair Brahmana Kisah Samanera Revata (2) Yodha punnanca papanca, ubho sangamupaccaga, asokam virajam suddham, tamaham brumi brahmanam. Ia yang di dunia ini telah mengatasi kebaikan dan keburukan, serta mengatasi seluruh keterikatan. Yang tiada kesedihan, tiada noda dan murni, ia Kusebut orang suci. Sang Buddha mengucapkan ayat ini pada saat berada di vihara Pubbarama, di dekat kota Savatthi, sehubungan dengan samanera cilik yang bernama Revata. Pada suatu hari, beberapa orang biksu berkata kepada Sang Buddha, "Samanera Revata memperoleh banyak persembahan dari masyarakat, ia memperoleh kemasyhuran dan keberuntungan. Walaupun ia hidup menyendiri di dalam hutan, lewat kesaktiannya ia membangun 500 vihara untuk 500 orang biksu." Sang Buddha berkata kepada mereka, "Para biksu, putra-Ku, Revata, telah membuang semua nafsu keinginan. Ia telah melampaui kebajikan dan keburukan." Sang Buddha lalu mengucapkan ayat itu. Dhammap...

Kisah Biksu Maha Moggallana -2- Dhammapada

Dhammapada ayat 411 bab Syair Brahmana Kisah Biksu Maha Moggallana (2) Yassalaya na vijjanti, annaya akathamkathi, amatogadham anuppattam, tamaham brumi brahmanam. Ia yang tiada lagi terikat, lewat pengetahuan terbebas dari keraguan, yang telah mencapai nibbana, ia Kusebut orang suci. Sang Buddha mengucapkan ayat ini pada saat berada di vihara Jetavana, di dekat kota Savatthi, sehubungan dengan biksu Maha Moggallana. Pada suatu ketika, beberapa orang biksu mengutarakan pendapatnya kepada Sang Buddha mengenai biksu Maha Moggallana tentang persoalan yang sama seperti pandangan mereka terhadap biksu Sariputra bahwa ia masih melekat terhadap materi duniawi. Kepada mereka Sang Buddha berkata bahwa biksu Maha Moggallana telah melepaskan semua nafsu keinginan. Sang Buddha lalu mengucapkan ayat itu. Kisah yang berkaitan dengan kisah ini adalah kisah Sariputra (7) Dhammapada ayat 411 bab Syair Brahmana

Kisah Biksu Sariputra -7- Dhammapada

Dhammapada ayat 410 bab Syair Brahmana Kisah Biksu Sariputra (7) Asa yassa na vijjanti, asmim loke paramhi ca, nirasasam visamyuttam, tamaham brumi brahmanam. Ia yang tidak lagi memiliki keinginan, tidak merindukan dunia ini maupun dunia berikutnya, tanpa nafsu dan tidak terbelenggu, ia Kusebut orang suci. Sang Buddha mengucapkan ayat ini pada saat berada di vihara Jetavana, di dekat kota Savatthi, sehubungan dengan biksu Sariputra. Pada suatu ketika, biksu Sariputra bersama 500 orang biksu pergi ke sebuah vihara yang berada di dekat sebuah desa kecil untuk melewatkan masa vassa (musim hujan). Setelah masa vassa lewat, biksu Sariputra ingin para biksu muda dan para samanera memiliki jubah baru. Ia pun berkata kepada para biksu, "Jika masyarakat datang mempersembahkan jubah, antarkan orang itu menghadap aku atau beri tahu aku." Lalu ia pergi ke vihara Jetavana untuk bersujud kepada Sang Buddha. Beberapa biksu menyalahartikan instruksi dari biksu Sariputra, dan m...

Kisah Seorang Biksu -5- Dhammapada

Dhammapada ayat 409 bab Syair Brahmana Kisah Seorang Biksu (5) Yodha digham va rassam va, anum thulam subhasubham, loke adinnam nadiyati, tamaham brumi brahmanam. Ia yang di dunia ini, tidak mengambil sesuatu yang tidak diberikan, yang panjang, pendek, kecil, besar, baik maupun buruk, ia Kusebut orang suci. Sang Buddha mengucapkan ayat ini pada saat berada di vihara Jetavana, di dekat kota Savatthi, sehubungan dengan seorang biksu. Seorang brahmana dari Savatthi meletakkan sepotong kain di luar rumah untuk dijemur. Seorang biksu menemukan kain itu pada saat ia sedang berjalan pulang ke vihara. Mengira bahwa seseorang telah membuang kain itu dan tidak ada pemiliknya, biksu itu memungutnya. Dari jendela rumahnya brahmana itu melihat biksu itu memungut potongan kainnya. Ia mengejar biksu itu, lalu membentak-bentaknya dan menuduhnya mencuri, "Kau kepala botak! Kau mencuri kainku." Biksu itu segera mengembalikan kain itu. Setibanya di vihara, biksu itu menceritaka...

Kisah Biksu Pilindavaccha - Dhammapada

Dhammapada ayat 408 bab Syair Brahmana Kisah Biksu Pilindavaccha Akakkasam vinnapanim, giram saccamudiraye, yaya nahhisaje kanci, tamaham brumi brahmanam. Seseorang yang berbicara dengan lembut, kata-katanya mendidik dan benar, ucapannya tidak menyinggung siapapun, ia Kusebut orang suci. Sang Buddha mengucapkan ayat ini pada saat berada di vihara Veluvana, di dekat kota Rajagaha, sehubungan dengan biksu Vaccha. Biksu Vaccha dikenal dengan julukan Pilindavaccha karena kata-katanya sangat menusuk hati, ia selalu berkata, "Kemari, orang sial," atau, "Pergi, orang sial," dan hal-hal buruk lainnya. Biksu-biksu lain melaporkan hal itu kepada Sang Buddha, dan Sang Buddha memanggilnya untuk menghadap. Sang Buddha berbicara dengan biksu Vaccha mengenai masalahnya, dan di dalam penglihatan-Nya, Sang Buddha mengetahui bahwa selama 500 kehidupan terdahulu, biksu Vaccha hanya terlahir di keluarga kasta brahmana yang membuatnya merasa lebih hebat dibanding orang la...

Kisah Biksu Maha Panthaka - Dhammapada

Dhammapada ayat 407 bab Syair Brahmana Kisah Biksu Maha Panthaka Yassa rago ca doso ca, mano makkho ca patito, sasaporiva aragga, tamaham brumi brahmanam. Seseorang yang telah menjauhkan dirinya, dari nafsu, kebencian, kesombongan, dan kemunafikan, bagaikan biji sesawi jatuh dari ujung jarum, ia Kusebut orang suci. Sang Buddha mengucapkan ayat ini pada saat berada di vihara Veluvana, di dekat kota Rajagaha, sehubungan dengan biksu Mahapanthaka, abang dari biksu Culapanthaka. Kisah ini berhubungan dengan kisah biksu Cula Panthaka yang terdapat di dalam Dhammapada bab Syair Kewaspadaan Biksu Mahapanthaka telah mencapai kesucian tingkat arahat pada saat adik laki-lakinya, Culapanthaka, bergabung ke dalam Sangha. Biksu Culapanthaka terlahir sebagai orang bodoh karena pada salah satu kehidupan masa lampaunya, ia mengolok-olok seorang biksu yang sangat bodoh. Akibatnya, kini Biksu Culapanthaka tidak mampu menghafal sebait syair pun dalam waktu 4 bulan. Biksu Mahapanthaka kece...

Kisah Empat Samanera Cilik - Dhammapada

Dhammapada ayat 406 bab Syair Brahmana Kisah Empat Samanera Cilik Aviruddham viruddhesu, attadandesu nibbutam, sadanesu anadanam, tamaham brumi brahmanam. Di tengah mereka yang bermusuhan, ia ramah, di tengah mereka yang kejam, ia damai, di tengah mereka yang terikat, ia bebas, ia Kusebut orang suci. Sang Buddha mengucapkan ayat ini pada saat berada di vihara Jetavana, di dekat kota Savatthi, sehubungan dengan empat orang samanera cilik yang telah mencapai kesucian arahat. Seorang pria brahmana diutus oleh istrinya pergi ke vihara Jetavana untuk mengundang 4 orang biksu untuk menerima dana makanan di rumah mereka. Istrinya memesan suaminya agar secara khusus meminta kehadiran biksu-biksu senior yang juga murni keturunan brahmana. Pihak vihara mengutus empat orang samanera yang baru berusia 7 tahun, yaitu; Samkicca, Pandita, Sopaka dan Revata untuk memenuhi undangan itu dan pergi bersama suaminya. Pada saat istrinya melihat samanera-samanera cilik itu, ia sama sekali tida...

Kisah Seorang Biksu -4- Dhammapada

Dhammapada ayat 405 bab Syair Brahmana Kisah Seorang Biksu (4) Nidhaya dandam bhutesu, tasesu thavaresu ca, yo na hanti na ghateti, tamaham brumi brahmanam. Ia yang tidak lagi menganiaya makhluk hidup, yang lemah maupun yang kuat, yang tidak membunuh atau menyebabkan pembunuhan, ia Kusebut orang suci. Sang Buddha mengucapkan ayat ini pada saat berada di vihara Jetavana, di dekat kota Savatthi, sehubungan dengan seorang biksu. Seorang biksu, setelah menerima petunjuk meditasi dari Sang Buddha pergi ke sebuah hutan untuk mempraktikkan meditasi. Setelah mencapai kearahatan ia kembali ke Sang Buddha untuk menyampaikan rasa terima kasih yang amat mendalam kepada Sang Buddha. Di tengah perjalanannya, ia melewati sebuah pedesaan. Sesaat sebelum ia meninggalkan desa itu, tampak seorang wanita lari ke luar dari rumahnya karena bertengkar dengan suaminya dan mengikuti biksu itu. Pria itu menyusul istrinya. Ia melihat istrinya berada di belakang biksu, ia mengira bahwa biksu itu ...

Kisah Biksu Tissa - Dhammapada

Dhammapada ayat 404 bab Syair Brahmana Kisah Biksu Tissa Asamsattham gahatthehi, anagarehi cubhayam, anokasarim appiccham, tamaham brumi brahmanam. Ia yang menjauhkan diri, dari perumah tangga maupun pertapa, yang berkelana dan tanpa keinginan, ia Kusebut orang suci. Sang Buddha mengucapkan ayat ini pada saat berada di vihara Jetavana, di dekat kota Savatthi, sehubungan dengan biksu Tissa. Biksu Tissa, setelah menerima petunjuk-petunjuk meditasi dari Sang Buddha, pergi ke sebuah gunung. Di sana, ia menemukan sebuah gua yang cocok untuknya dan ia memutuskan untuk melewatkan 3 bulan musim hujan (vassa) di dalam gua itu. Maka ia berdiam di gua itu dan pergi ke pedesaan untuk menerima dana makanan setiap pagi. Di desa, terdapat seorang wanita tua yang secara rutin mempersembahkan makanan kepada biksu Tissa. Di dalam gua, juga terdapat dewa penunggu gua. Karena biksu Tissa bertindak suci melatih kemoralan, dewa penunggu gua tidak berani tinggal di gua yang sama dengannya, dan...

Kisah Biksuni Khema -2- Dhammapada

Dhammapada ayat 403 bab Syair Brahmana Kisah Biksuni Khema (2) Gambhirapannam medhavim, maggamaggassa kovidam, uttamattham anuppattam, tamaham brumi brahmanam. Ia yang berpengetahuan luas, bijaksana, mengetahui yang benar dan salah, yang telah mencapai tujuan tertinggi, ia Kusebut orang suci. Sang Buddha mengucapkan ayat ini pada saat berada di bukit Burung Hering, di dekat kota Rajagaha, sehubungan dengan biksuni Khema. Pada suatu malam, dewa Sakka, raja para dewa, datang bersama pengikut-pengikutnya untuk bersujud kepada Sang Buddha. Pada saat mereka bersama Sang Buddha, biksuni Khema, dengan kesaktiannya, melayang dari udara untuk datang bersujud kepada Sang Buddha. Karena dewa Sakka dan para pengikutnya berada di sana maka biksuni Khema hanya menghormat kepada Sang Buddha, kemudian pergi. Dewa Sakka bertanya kepada Sang Buddha siapakah biksuni itu dan Sang Buddha menjawab, "Ia adalah salah satu dari Murid Utama-Ku. Ia dikenal dengan sebutan biksuni Khema. Ia t...

Kisah Seorang Brahmana -6- Dhammapada

Dhammapada ayat 402 bab Syair Brahmana Kisah Seorang Brahmana (6) Yo dukkhassa pajanati, idheva khayamattano, pannabharam visamyuttam, tamaham brumi brahmana. Ia yang pada kehidupan ini mencapai kesadaran, telah mengakhiri penderitaan, meletakkan beban dan terbebaskan, ia Kusebut orang suci. Sang Buddha mengucapkan ayat ini pada saat berada di vihara Jetavana, di dekat kota Savatthi, sehubungan dengan seorang brahmana yang pelayannya menjadi seorang arahat. Terdapatlah seorang budak muda milik seorang brahmana. Pada suatu hari, budak itu kabur dari rumah majikannya dan menjadi seorang biksu, dan seiring berjalannya waktu, ia mencapai kearahatan. Pada suatu ketika, pada saat ia berkeliling menerima dana makanan bersama Sang Buddha, mantan majikannya, keluarga brahmana itu, melihatnya lalu mencengkeram erat jubahnya. Saat Sang Buddha menanyakan masalahnya, brahmana itu menjelaskan bahwa biksu muda itu dulunya adalah budaknya. Sang Buddha berkata kepada brahmana itu, ...

Kisah Biksuni Uppalavanna -2- Dhammapada

Dhammapada ayat 401 bab Syair Brahmana Kisah Biksuni Uppalavanna (2) Vari pokkharapatteva, araggeriva sasapo, yo na limpati kamesu, tamaham brumi brahmanam. Bagaikan air di daun teratai, bagaikan biji sesawi di ujung jarum. Orang yang tidak melekat pada kesenangan indria, ia Kusebut orang suci. Sang Buddha mengucapkan ayat ini pada saat berada di vihara Jetavana, di dekat kota Savatthi, sehubungan dengan biksuni Uppalavanna. Kisah ini merupakan kelanjutan dari kisah Biksuni Uppalavanna yang terdapat pada bab syair-syair Orang Bodoh (Bala Vagga) . Pada suatu hari, beberapa orang biksu sedang membahas tentang pelecehan terhadap biksuni arahat Uppalavanna yang dilakukan oleh pemuda yang bernama Nanda yang kemudian ditelan bumi. Untuk memperjelas kejadian itu, mereka bertanya kepada Sang Buddha apakah seorang arahat menikmati kesenangan indera karena mereka juga memiliki tubuh fisik yang sama dengan orang lain. Sang Buddha berkata kepada para biksu itu, "Para biksu...



Sekilas Info


PEMBANGUNAN VIHARA MAHASAMPATTI


Vihāra Mahāsampatti mengajak para dermawan berhati mulia untuk menjadi penyokong Dhamma dan penganjur berdana dengan berdana COR LANTAI.


Luas bangunan Vihāra Mahāsampatti ± 5555 m2. Untuk itu Vihāra Mahāsampatti yang terletak di Jalan Pajang No. 1-3-5-7-9-11, Kel. Sei Rengas Permata, Kec. Medan Area, Medan, Sumatera Utara, masih sangat membutuhkan kedermawanan Anda.



Baca di situs resminya:

http://donasi.viharamahasampatti.or.id





MEDITASI VIPASSANA


Sukhesikarama Mindfulness Forest (SUMMIT), Bakom, Cianjur, Jawa Barat:

Tempat terbuka sepanjang tahun bagi yang ingin berlatih secara intensif baik mingguan, bulanan, maupun tahunan.



Selama masa pandemi Covid 19 retreat ditiadakan, namun bagi yang ingin berlatih meditasi silahkan datang.

Informasi Lengkap:
lihat di website Sukhesikarama


Informasi Guru Pembimbing:
simak tentang Bhante GUNASIRI

Channel di Youtube Sukhesikarama TV

“Bukan ada waktu baru bermeditasi, tetapi luangkanlah banyak waktu untuk bermeditasi”





PEMBANGUNAN RAKKHITAVANA BUDDHIST CENTER


Panitia pembangunan RAKKHITAVANA BUDDHIST CENTRE memberi kesempatan untuk berbuat kebajikan, demi terwujudnya pembangunan RAKKHITAVANA BUDDHIST CENTRE di Jl. LetJend Jamin Ginting KM 27, sebagai tempat meditasi yang terpadu, sunyi, segar, serta bernuansa asri dengan lokasi yang terjangkau dalam waktu 1 jam dari kota Medan.


Baca di halaman Facebooknya:

Rakkhitavana.